Share Online

Jumat, 24 April 2009
Washington - Pemerintah Amerika Serikat tengah giat mendekati kelompok hacker. Ya, para peretas komputer tersebut bakal diandalkan untuk membantu menangkis serangan cyber yang tiada henti menerpa negara adidaya itu.

Dikutip detikINET dari DailyMail, Senin (20/4/2009), iklan lowongan pun telah dipajang untuk mencari pakar komputer berbakat. Salah satu kriteria yang diinginkan, para hacker rekrutan ini harus bisa mengetahui pola pikir para penjahat cyber.


Iklan tersebut dibesut General Dynamics Information Technology untuk kepentingan Departemen Keamanan Negara.

Juru bicara General Dynamic mengatakan bahwa para hacker yang lolos saringan akan dipekerjakan untuk menganalisis ancaman yang menimpa sistem komputer pemerintah. Mereka juga diandalkan untuk memperbaiki celah keamanan yang ada.

Seperti diketahui, jaringan komputer Amerika Serikat terus mendapat serangan cyber secara kontinyu dari para cracker mancanegara. Negara-negara seperti Rusia dan China seringkali jadi basis serangan ke Amerika


Minggu, 29 Maret 2009
I think this information can be useful for you. If you plan to get your website, here is one good free web hosting provider to choose - 000webhost.com

They provide hosting absolutely free, there is no catch. You get 1500 MB of disk space and 100 GB bandwidth. They also have cPanel control panel which is amazing and easy to use website builder. Moreover, there is no any kind of advertising on your pages.

You can register here: http://www.000webhost.com/71722.html

Free Website Hosting



Selasa, 10 Maret 2009


Pernah denger kasus muslimah yang ditemukan dalam keadaan meninggal setelah di rampok dan diperkosa? Kayaknya banyak deh, apalagi kalo kamu sering mantengin program Buser, Sergap atau Patroli di televisi. Kenapa ya muslimah sering jadi korban kejahatan? Apa karena ada stigma yang berkembang di masyarakat, bahwa perempuan itu lemah? Entahlah. Tapi tunggu dulu, jangan termakan stigma itu! Muslimah bisa kok melakukan pembelaan kalo sedang tertimpa musibah kejahatan. Salah satu caranya bisa dengan belajar ilmu beladiri. Sobat eL-Ka, teman kita kali ini adalah salah satu muslimah pesilat Indonesia, Muthia Esfandiari namanya. Ia sudah mendalami berbagai macam ilmu beladiri praktis selama delapan tahun. Satu-satunya perempuan di jajaran mantan Presiden Partai Bunderan UGM periode 2005-2006 ini dengan teman-temannya sempat mendirikan klub beladiri praktis khusus muslimah di Jogja. Mau tau banyak tentang Muthia? Simak langsung wawancara kru eL-Ka Diyah Kusumawardhani dengan Muthia.

Sejak kapan aktif belajar ilmu beladiri?

Menjelang kelas tiga SMU aku khatam di perguruan pencak silat itu, istilahnya sudah wisuda lah. Kelas tiga latihannya break sementara karena persiapan ujian akhir. Alhamdulillah aku diterima di UGM lewat jalur PBUD (Penjaringan Bibit Unggul Daerah) semacam PMDK atau masuk perguruan tinggi tanpa tes.

Sejak itu aku mulai belajar beladiri lain seperti taekwondo, karate, jujitsu, aikido, tifan, tapi diambil jurus yang praktis-praktis aja. Jadi bukan latihan secara keseluruhan. Belajarnya juga lebih banyak dari buku-buku beladiri yang aku kumpulin, meski kadang juga diajarin teman yang menguasai beladiri lain. Sejak kuliah aku juga mulai belajar senjata double stick, karena asyik aja kalau ngeliat bintang film laga Mandarin mainin senjata itu.

Pernah ikut kejuaraan?

Kalau kejuaraan baru sampai kabupaten aja. Perguruan pencak silatku kan sering ngadain infitasi pencak silat tingkat ranting, nah biasanya aku yang diturunkan di kelas A (berat 45-50 Kg) putri, dan selalu menang, he he he.

Kejuaraan paling berkesan?

Semua berkesan sebenarnya karena musuhnya kan beda-beda. Ada yang menangnya gampang banget, ada yang mesti ngeluarin semua jurus andalan dulu baru bisa menang. Tapi yang paling berkesan waktu itu pertandingannya dua babak, babak pertama musuhnya gampang banget jadi mudah menang. Pas babak kedua musuhnya lumayan lincah juga, tiba-tiba dia mukul aku di bagian leher padahal itu bukan sasaran pukulan yang diperbolehkan dalam pertandingan. Sakitnya bukan main! Aku langsung jatuh, tapi gak sampai pingsan.

Pas sudah bisa bangun lagi langsung kuhajar habis-habisan lawanku itu, akhirnya aku menang. Kalau dipikir-pikir itu salah satu dampak psikologis yang kurang baik ketika belajar beladiri dengan orientasi prestasi, jadi mudah dendam dan sulit mengontrol emosi.

Sebenarnya, esensi dari beladiri itu apa sih?

Menurutku, beladiri itu hakikat asalnya ya untuk mempertahankan diri ketika nyawa kita terancam. Dalam perkembangan selanjutnya beladiri memiliki dua konsentrasi, yaitu beladiri prestasi (berorientasi pertandingan atau mencetak atlet) dan beladiri untuk menjaga diri.

Kenapa muslimah harus belajar beladiri?

Ya untuk menjaga diri. Dunia kita dewasa ini kan semakin penuh dengan kejahatan. Nah belajar beladiri itu ya sebagai wujud ikhtiar kita dalam mempersiapkan diri menghadapi kondisi yang tak terduga itu. Bukannya kita berharap agar beneran dapat musibah, tapi mempersiapkan diri sejak awal lebih baik kan? Tawakal itu kan setelah ikhtiar maksimal.

Kebanyakan muslimah belum punya kesadaran untuk juga membekali dirinya dengan pengetahuan praktis membeladiri, padahal korban kejahatan itu kan sebagian besarnya perempuan. Muslimah berjilbab juga sekarang rawan kejahatan lho.

Waktu ngisi pelatihan beladiri praktis aku sering dicurhatin gitu oleh muslimah maupun para ibu yang pernah jadi korban kejahatan dan pelecehan seksual. Rata-rata hanya bisa diam pasrah ketika kejahatan itu menimpa mereka. Ada yang karena benar-benar dikuasai ketakutan, ada juga yang bingung mau ngapain.

Minimal kita jadi lebih PD kan kalau sebelumnya sudah membekali diri dengan pengetahuan praktis, yah masalah ending-nya nanti bagaimana kita serahkan pada Allah. Kita cuma wajib berusaha keras.

Ada gak sih beladiri praktis yang bisa dikuasai muslimah dalam waktu singkat?

Belajar beladiri yang murni itu memang butuh waktu lama, minimal dua tahun lah. Tapi sebenarnya bagi muslimah sih yang penting teknik-teknik praktisnya aja yang kira-kira memang dibutuhkan dan efektif sebagai senjata menghadapi kejahatan.

Jenis beladiri praktis ini yang sejak tahun 2003 aku kembangkan bersama beberapa kawan di Jogja. Pada prinsipnya, yang perlu dikuasai paling utama adalah manajemen ketenangan karena tanpa ketenangan diri kita tidak akan bisa memberikan perlawanan selanjutnya.

Ketenangan itu bisa muncul ketika kita selalu mengingat Allah dan meyakinkan diri bahwa Allah akan memberikan yang terbaik jika kita mau berusaha. Kalau teknik dasar yang perlu kita tahu itu cara memukul, cara menendang, titik-titik rawan pada tubuh manusia, serta jurus praktis lain seperti melepas dekapan, melepas cengkeraman, melepas cekikan, dan lain-lain. Semuanya bisa dipelajari dengan mudah, asal ada kemauan.

Apa untungnya sih belajar beladiri?

Apa ya? Selain bisa menambah skill mungkin dampaknya jadi lebih PD dalam menjalani kehidupan. Maksudunya gini, kadang kalau baca koran atau nonton televisi yang acara-acara liputan kejahatan gitu jadi lebih merasa siap aja kalau-kalau hal itu nanti terjadi pada diri kita.

Punya pengalaman menarik yang behubungan dengan beladiri?

Ada satu pengalaman yang sempat membuatku takut dan berhenti berlatih beladiri. waktu itu aku masih semester dua, aku ikut semacam training kenaikan jenjang keanggotaan sebuah organisasi gerakan mahasiswa di Jogja. Acaranya empat hari.

Pas malam terakhir ada semacam jurit malam gitu, modelnya perang-perangan. Tiap peserta harus mengumpulkan sekian sandi yang dibawa peserta lain, ngerebut sandinya boleh pakai cara apapun. Tiba-tiba ada peserta yang mau ngerebut sandi yang aku bawa, kita mulai dorong-dorongan dan tanpa sengaja aku ngebanting dia sampai jatuh pingsan.

Acaranya langsung kacau karena mbak yang kubanting itu mesti masuk rumah sakit karena gegar otak. Wah, aku langsung nangis dan bertekad gak bakal latihan beladiri lagi. Tapi akhirnya aku mulai latihan dan melatih lagi karena dorongan dari banyak teman, termasuk mbak Naning yang aku jatuhin itu (peace ya mbak Naning, he he he). Yang namanya kecelakaan pasti gak pernah kita harapin.

Oya, waktu di Jogja dulu kamu punya klub beladiri khusus muslimah ya? Sejarah berdirinya gimana sih?

Sejak masuk kuliah aku sudah melatih beladiri di beberapa universitas di Jogja, waktu iseng punya ide untuk bikin semacam jasa penyedia pelatih beladiri. Akhirnya dengan dua orang teman kita bikin “Bara Shafiyyah”. Tapi gak bertahan lama karena alasan kesibukan kuliah dan organisasi.

Awal 2003 ada teman ikhwan yang mengeksplor konsep beladiri praktis khusus muslimah yang dia buat. Sejak itu kita mulai intens merancang program beladiri praktis tersebut, sembari terus aktif memberikan pelatihan beladiri di berbagai tempat di Jogja.

Tahun 2005 kita buat semacam klub beladiri, namanya JSD (Jogja Self Defense). Awalnya cuma bertiga, dua akhwat dan satu ikhwan. Program andalan kita “Pelatihan Beladiri Praktis 2 Jam” dan “Paket Beladiri Praktis 3 Bulan.” Alhamdulillah muslimah Jogja sangat antusias. Klien JSD tersebar di berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, remaja, anak sekolah, bahkan ibu-ibu rumah tangga.

Tahun 2006 aku mulai hunting teman-teman muslimah lain yang pernah belajar beladiri, karena permintaan ke JSD semakin banyak. Alhamdulillah sekarang sudah ada empat pelatih akhwat dengan beragam latar belakang beladiri, dan dua ikhwan yang bantuin manajemen dan promosi.

Terpikir buka cabang juga di Jakarta gak?

Iya nih sejak pindah ke Jakarta baru satu kali ada kesempatan ngelatih, di UNISMA Bekasi. Pinginnya sih buka cabang Jakarta. Bukan apa-apa sih, cuma pingin membagi ilmu dengan muslimah lain. Kan kata hadits Rasulullah ilmu yang bermanfaat itu pahalanya akan terus mengalir sampai ke liang kubur.

Doain juga ya, sekarang sedang proses menerbitkan buku seputar management security khusus buat muslimah. Ditulisnya berdua, sama teman di jogja yang jago beladiri juga. Harapannya bisa jadi buku panduan bagi para muslimah dalam membekali dirinya dengan pengetahuan beladiri.

Pesan buat sobat eL-Ka yang pengen belajar beladiri?

Buat yang pingin belajar, selektiflah memilih jenis beladiri. Karena kadang ada yang berbau syirik juga. Lebih baik memilih beladiri yang berorientasi penjagaan diri dibanding prestasi. Buat yang sudah pernah atau sedang belajar beladiri, jangan pernah digunakan untuk hal-hal yang merugikan orang lain tanpa sebab yang jelas, misalnya buat berantem dan tawuran. Jangan lupa juga utuk membagi ilmunya agar lebih barakah dan manfaat. (mnx)

Dimuat di eL-Ka SABILI Edisi 22 Tahun XIV

Sumber dari Sabili

Pages

http://warnet-unet.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Followers

Blogger Tricks