Senin, 21 Juli 2008
Dengan tergopoh-gopoh Ani yang masih kecil itu masuk ke rumah.
“Ayah….Ibu …!!” teriaknya.
“Tetangga kita itu pasti orang miskin …..”
Si Ayah dan si Ibu sangat terkejut mendengar ucapannya itu karena sesungguhnya daerah tempat tinggal mereka adalah daerah pemukiman orang berada.
“Mengapa kamu mengatakan begitu, sayang?”
“Sebab, mereka sudah ribut hanya karena anaknya menelan uang logam lima puluh rupiah.”
“Ayah….Ibu …!!” teriaknya.
“Tetangga kita itu pasti orang miskin …..”
Si Ayah dan si Ibu sangat terkejut mendengar ucapannya itu karena sesungguhnya daerah tempat tinggal mereka adalah daerah pemukiman orang berada.
“Mengapa kamu mengatakan begitu, sayang?”
“Sebab, mereka sudah ribut hanya karena anaknya menelan uang logam lima puluh rupiah.”
Ada seorang petani coklat dari kampung ke kota Makassar dengan membawa banyak sekali uang hasil penjualan coklat. Mereka bermaksud membelanjakan uang yang berlimpah itu.
Datanglah mereka ke sebuah gerai handphone terbesar di kota itu.
“Saya hendak membeli hape type yang paling baru” kata petani itu.
“Oh silahkan Pak, apakah Bapak sudah ada SIM cardnya?” sambut pegawai toko dengan ramah.
“Oh perlu SIM juga ya?” tanya petani itu sembil mencabut dompet, mengeluarkan SIM mengemudinya.
“Oh, bukan sim mengemudi Pak, tapi nomor dari operatornya … kalau begitu apa sekalian SIM card pra bayarnya Pak?”
“Oh ya, kalau begitu sekalian SIM card-nya.” jawab petani itu kalem.
“Tapi Pak, maaf, Bapak tinggal di daerah mana?”
“Saya? di Sungai Ujung, Kabupaten Kaki Bukit.”
“Wah, di sana nggak ada sinyal Pak.”
“Oh ya? kalau begitu tolong dik, dilengkapi dengan sinyal sekalian.”
Datanglah mereka ke sebuah gerai handphone terbesar di kota itu.
“Saya hendak membeli hape type yang paling baru” kata petani itu.
“Oh silahkan Pak, apakah Bapak sudah ada SIM cardnya?” sambut pegawai toko dengan ramah.
“Oh perlu SIM juga ya?” tanya petani itu sembil mencabut dompet, mengeluarkan SIM mengemudinya.
“Oh, bukan sim mengemudi Pak, tapi nomor dari operatornya … kalau begitu apa sekalian SIM card pra bayarnya Pak?”
“Oh ya, kalau begitu sekalian SIM card-nya.” jawab petani itu kalem.
“Tapi Pak, maaf, Bapak tinggal di daerah mana?”
“Saya? di Sungai Ujung, Kabupaten Kaki Bukit.”
“Wah, di sana nggak ada sinyal Pak.”
“Oh ya? kalau begitu tolong dik, dilengkapi dengan sinyal sekalian.”
Langganan:
Postingan (Atom)
Pages
http://warnet-unet.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Dalam lingkungan kantor, kita sering melihat berbagai macam sifat dan karakter manusia. Kadangkala kita sulit membaca karakter-karakter mere...
-
3 orang sahabat mengalami kecelakaan setelah merayakan pesta bujangan salah seorang diantara mereka. Rupanya minuman yang terlalu banyak mem...
-
Pada suatu hari ada seseorang bernama Tukul Arwana, di hari minggu dia merasa sangat bosan. Tukul Arwana: “duh….Bosan bgt gw di rumah…mana b...